Blog Kita dalam Massa
Farabi Ferdiansyah
Pegiat ilmu komunikasi praktis. Tertarik dengan dunia kreatif, sastra, jurnalistik, fotografi dan broadcasting!
Pegiat ilmu komunikasi praktis. Tertarik dengan dunia kreatif, sastra, jurnalistik, fotografi dan broadcasting!
Jumat, 28 Mei 2010
Wejangan dari Suhu
Dibilang dosen, secara akademisi bukan. Tapi menurutku, dia adalah dosen, bahkan, kualitasnya melebihi dari dosen.
Dibilang seorang kyai juga bukan, tapi terkadang dia memberikan pencerahan terhadap jiwa spiritualku.
Maka aku menamaknnya SUHU, mungkin ia seperti suhu panas, yaitu suhu yang mampu membakar semangatku. Ya, mungkin nama itu cocok untuknya.
Pertama, mengenai doa, dia memberikanku contoh doanya kepada Tuhan. Ya, benar katanya, bahwa kita tidak boleh sombong, dengan sekali berdoa --doa sapu jagat-- kita sudah merasa berdoa. Tidak seperti itu, karena kebaikan-Nya sangat luas, maka dia menganjurkanku untuk beroda yang spesifik. Berdoa yang langsung mengenai tepat sasaran. Dan percayalah kita pasti mampu menggapainya.
Kedua, Fokus pada satu titik. Ya, kusadari aku adalah orang yang menyukai banyak hal dan keinginanku serta naluri bereksperimenku sangat besar. Aku mencari lubang, dimana setiap tanah itu berlubang aku masuki, dan itulah yang membuat pikiranku bercabang. "Injaklah kakimu pada batas yang pasti, jangan di tengah-tengah, jangan mengambang, karena hanya akan menghasilkan NOL BESAR. Seperti halnya membeli baju, kamu tertarik dengan semua baju, tapi kamu dibatasi oleh uang yang kamu miliki, maka pilihlah baju yang sangat kau inginkan, dan jalin komunikasi dengan teman lain, agar suatu saat, kamu dapat bertukar ataupun meminjam baju darinya," matanya tajam melihatku.
Ketiga, konsisten. Konsisten adalah bentuk nyata kita dalam suatu minat/keinginan. "Aturlah ritme mu dengan teratur dan periodik, dan tunjukanlah konsistensimu...."
Ya, itulah wejangan-wejangan yang diberikan kepadaku, untuk kemajuan hidupku, dan masa depanku. Terima kasih SUHU!
Dibilang seorang kyai juga bukan, tapi terkadang dia memberikan pencerahan terhadap jiwa spiritualku.
Maka aku menamaknnya SUHU, mungkin ia seperti suhu panas, yaitu suhu yang mampu membakar semangatku. Ya, mungkin nama itu cocok untuknya.
Pertama, mengenai doa, dia memberikanku contoh doanya kepada Tuhan. Ya, benar katanya, bahwa kita tidak boleh sombong, dengan sekali berdoa --doa sapu jagat-- kita sudah merasa berdoa. Tidak seperti itu, karena kebaikan-Nya sangat luas, maka dia menganjurkanku untuk beroda yang spesifik. Berdoa yang langsung mengenai tepat sasaran. Dan percayalah kita pasti mampu menggapainya.
Kedua, Fokus pada satu titik. Ya, kusadari aku adalah orang yang menyukai banyak hal dan keinginanku serta naluri bereksperimenku sangat besar. Aku mencari lubang, dimana setiap tanah itu berlubang aku masuki, dan itulah yang membuat pikiranku bercabang. "Injaklah kakimu pada batas yang pasti, jangan di tengah-tengah, jangan mengambang, karena hanya akan menghasilkan NOL BESAR. Seperti halnya membeli baju, kamu tertarik dengan semua baju, tapi kamu dibatasi oleh uang yang kamu miliki, maka pilihlah baju yang sangat kau inginkan, dan jalin komunikasi dengan teman lain, agar suatu saat, kamu dapat bertukar ataupun meminjam baju darinya," matanya tajam melihatku.
Ketiga, konsisten. Konsisten adalah bentuk nyata kita dalam suatu minat/keinginan. "Aturlah ritme mu dengan teratur dan periodik, dan tunjukanlah konsistensimu...."
Ya, itulah wejangan-wejangan yang diberikan kepadaku, untuk kemajuan hidupku, dan masa depanku. Terima kasih SUHU!
Doa adalah mata pedang
Doa adalah mata pedang. Mampu menembus lapisan tujuh langit, dengan kecepatan lebih dari kecepatan matahari ke bumi, 200 tahun.
Doa adalah sarana komunikasi kita dengan Tuhan. Ya, janganlah menyepelekan doa!
Maka barang siapa yang tidak mau berdoa kepada tuhannya, maka dialah termasuk orang yang sombong.
Ya Allah, jangan jadikan kami orang yang sombong terhadapmu!
Terima kasih Tuhan, atas segala nikmatmu!
Aku berkeluh kesah, aku berkata, aku berdoa, dan aku kembali!
Doa adalah sarana komunikasi kita dengan Tuhan. Ya, janganlah menyepelekan doa!
Maka barang siapa yang tidak mau berdoa kepada tuhannya, maka dialah termasuk orang yang sombong.
Ya Allah, jangan jadikan kami orang yang sombong terhadapmu!
Terima kasih Tuhan, atas segala nikmatmu!
Aku berkeluh kesah, aku berkata, aku berdoa, dan aku kembali!
Langganan:
Postingan (Atom)