Dibilang dosen, secara akademisi bukan. Tapi menurutku, dia adalah dosen, bahkan, kualitasnya melebihi dari dosen.
Dibilang seorang kyai juga bukan, tapi terkadang dia memberikan pencerahan terhadap jiwa spiritualku.
Maka aku menamaknnya SUHU, mungkin ia seperti suhu panas, yaitu suhu yang mampu membakar semangatku. Ya, mungkin nama itu cocok untuknya.
Pertama, mengenai doa, dia memberikanku contoh doanya kepada Tuhan. Ya, benar katanya, bahwa kita tidak boleh sombong, dengan sekali berdoa --doa sapu jagat-- kita sudah merasa berdoa. Tidak seperti itu, karena kebaikan-Nya sangat luas, maka dia menganjurkanku untuk beroda yang spesifik. Berdoa yang langsung mengenai tepat sasaran. Dan percayalah kita pasti mampu menggapainya.
Kedua, Fokus pada satu titik. Ya, kusadari aku adalah orang yang menyukai banyak hal dan keinginanku serta naluri bereksperimenku sangat besar. Aku mencari lubang, dimana setiap tanah itu berlubang aku masuki, dan itulah yang membuat pikiranku bercabang. "Injaklah kakimu pada batas yang pasti, jangan di tengah-tengah, jangan mengambang, karena hanya akan menghasilkan NOL BESAR. Seperti halnya membeli baju, kamu tertarik dengan semua baju, tapi kamu dibatasi oleh uang yang kamu miliki, maka pilihlah baju yang sangat kau inginkan, dan jalin komunikasi dengan teman lain, agar suatu saat, kamu dapat bertukar ataupun meminjam baju darinya," matanya tajam melihatku.
Ketiga, konsisten. Konsisten adalah bentuk nyata kita dalam suatu minat/keinginan. "Aturlah ritme mu dengan teratur dan periodik, dan tunjukanlah konsistensimu...."
Ya, itulah wejangan-wejangan yang diberikan kepadaku, untuk kemajuan hidupku, dan masa depanku. Terima kasih SUHU!
2 komentar:
keren kak, kok bisa muncul ide harus nulis apa gitu...
Terima kasih, Story Of Mine, sudah mampir.. hihi
Salam hangat :)
Posting Komentar