Blog Kita dalam Massa
Farabi Ferdiansyah
Pegiat ilmu komunikasi praktis. Tertarik dengan dunia kreatif, sastra, jurnalistik, fotografi dan broadcasting!
Pegiat ilmu komunikasi praktis. Tertarik dengan dunia kreatif, sastra, jurnalistik, fotografi dan broadcasting!
Kamis, 12 Januari 2012
Sajak Revolusi Negeri Autopilot
Singkat saja. Negeri ini layaknya negeri yang tidak ada pemimpin. Jika diibaratkan dengan pesawat, maka pesawat ini dijalankan dengan autopiliot (pengaturan otomatis), artinya tidak ada pilot (pemimpin) yang menjalankan pesawat. Hal ini tentunya sangat membahayakan para penumpang (Rakyat) di dalam pesawat. Sebab, saat adanya badai, ataupun cuaca buruk tidak ada pilot yang dapat mengendalikan pesawat dengan baik. Padahal sekarang ini banyak sekali badai (kasus) yang sedang menerpa pesawat (negara). Ya, hanya tinggal menunggu waktu kapan pesawat itu akan mengalami kejatuhan (crash landing).
Padahal seperti yang dketahui bahwa pesawat (negara) ini ada pilotnya (pemimpin). Tapi, kok seperti (autopilot) tidak ada pemimpin? Beragam badai (kasus) terus berlalu begitu saja,tanpa dihadapi ataupun ditaklukkan. Ya, maka maskapai pemilik pesawat (mahasiswa, stake holder) dan penumpang harus segera melalukan inovasi yakni mendesak pilot untuk melakukan pendaratan darurat. Jika tidak pastinya, pesawat akan mengalami crash landing (terjatuh).
Permasalahannya pilot tersebut nampak tidak sadar bahwa pesawatnya sedang diterpa beragam badai serta cuaca buruk. Padahal, pilihannya hanya dua, pilot tersebut mengundurkan diri, atau adanya gerakan revolusi dari para stake holder (mahasiswa) dan para penumpang (rakyat) untuk menurunkan pilot/pesawat untuk mendarat darurat.
Epilog: Tulisan ini dibuat setelah penulis menonton program acara Sarah Sehan Anak Negeri di Metro TV, yang kali ini mengangkat tema, Selamatkan Negeri Autopilot.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar