Blog Kita dalam Massa

Farabi Ferdiansyah
Pegiat ilmu komunikasi praktis. Tertarik dengan dunia kreatif, sastra, jurnalistik, fotografi dan broadcasting!

Selasa, 14 September 2010

Rintihan Anak Bau Kencur

Arrrggghhh..! Sudah cukup! Aku bosan dengan ini semua! Aku harus bangkit! Percuma aku disekolahkan orangtuaku tingi-tinggi! Buat apa ijazahku kelak, apabila lingkungan sekitarku menderita karena ulah para orang berdompet tebal dan kaum borjuis.

Bagaimana tidak, apabila hujan mengguyur, sekejap lingkungan kami terendam banjir. Memang lingkungan rumahku kumuh dan merupakan daerah rawan banjir. Tapi dulu tidak seperti itu! Dahulu, sebelum gedung-gedung pencakar langit itu berdiri tegak, kami jarang sekali terkena banjir besar. Belum lagi kau pagari kali dengan tembok setinggi 5 meter lebih, agar luapan air tidak mengalir ke wilayah elit itu. Sekarang, hujan sebentar saja sudah mengenangi rumah kami. Seperti banjir lima tahunan, kami tidak perlu menunggu lima tahun untuk mengalami derita itu, tahun-tahun biasa pun, banjirnya tetap sama, berbeda sebelum bangunan itu berdiri tegak! Hari ini saja, ketinggian air di lingkunganku mencapai 1.9 meter (seleher orang dewasa)!




Dahulu, masih terekam jelas dibenakku, banyak sekali lahan luas, dua lapangan sepak bola, kebun dan sawah, yang menjadi kawasan peresapan air. Kini, semua berubah, tanah-tanah merah tempat kami berpijak, sudah menjadi beton-beton bangunan. Sejengkal tanah kali pun, kau urug untuk memperluas wilayah jajahan kau. Percuma! Ya, percuma, pemerintah selalu menggalakkan program ‘bio pori’ sebagai lubang peresapan air, yang tentunya akan mengurangi dampak banjir. Tapi buat apa! Seberapa besar apakah, diameter sebuah bio pori yang terbuat dari bambu atau peralon? Realita-nya tanah lapang, ratusan hektar dijadikan kawasan real estate, apartemen megah dan mall yang mewah.

Kemarin, tepat hari kemerdekaan 17 Agustus, rumah kami pun terendam banjir. Di hari, selayaknya kami berbahagia, mengangkat tangan ke arah kening, sambil mengumandangkan lagu Indonesia Raya, malah menjadi hari yang sangat ironis bagi kami. Banjir mengenangi rumah kami, kami terkungkung, dikelilingi air yang keruh, tanpa bantuan.



Apakah hanya banjir air keruh saja yang kami terima? Tidak! Setiap pasca banjir, kami selalu membersihkan lumpur-lumpur yang melekat pada tembok dan lantai rumah kami. Air kami pun ikut tercemar. Bahkan, banjir kali ini (14/09) sangat tragis sekali, sebab banyak tetanggaku yang mudik ke kampung, pintu rumahnya terkunci, sedangkan air itu sudah masuk ke dalam rumahnya. Bayangkan! kasur empuk yang sering mereka tiduri kini tidak bisa terpakai lagi, karena sudah kotor. Kulkas dan barang-barang elektronik lainnya, mungkin sudah di daftarkan ke tukang loak untuk di jual per kilo, sebab sudah tidak dapat dipergunakan kembali.

Aku memang masih anak bau kencur, anak baru gede, kuliah pun belum lulus, tapi setidaknya tolong perhatikanlah lingkungan sekitar Anda, Wahai Pemilik Modal! Sebelum mendirikan bangunan, verifikasi terlebih dahulu Analisis dan Dampak Lingkungannya. Apakah menggangu ekosistem, lingkungan hidup atau tidak.

Tidak perlu para profesor untuk menganalisis itu, anak kecil dan nenek-nenek tua pun tahu, luapan air kali, tidak bisa masuk ke wilayahmu karena kau batasi dengan tembok yang menjulang tinggi! Sehingga luapan air yang seharusnya terbagi rata antara wilayah Kemang dan Cipete, kini dilimpahkan ke wilayah kami! Puluhan hektar yang dahulu menjadi wilayah resapan air, kini menjadi wilayah resapan rupiah! Ironis? Memang!



Sejak lama, aku ingin berteriak di toa-toa (pengeras suara) Mushollah, meneriakkan, panji-panji kemerdekaan yang telah terinjak-injak. Tapi, aku merasa belum yakin, karena aku hanyalah anak bau kencur dan tidak memiliki pendamping yang kuat. Aku mohon! Aku mohon! Para kompasianer, para blogger, para petinggi, para jurnalis, para aparatur pemerintah, para pemilik modal yang membaca tulisan ini! Bantulah kami, perjuangkanlah hak kami.



Rumahku, berada di keluarah Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tepat di samping kami, berdiri tegak kawasan mewah nan megah, “kem-ang pileg”. Mungkin mereka akan tertawa melihat kami yang sedang menderita, dari atas gedung yang menjulang tinggi itu.


Cipete Utara, 14 September
Farabi Ferdiansyah

39 komentar:

Anonim mengatakan...

waduh turut prihatin ya sebelumnya...

memang banjir adalah salah satu masalah yang paling esensial di jakarta setalah kemacetan..

namun sudah pasti ini menjadi PR bagi pemerintah di ibukota kita tercinta ini. dan selayaknya kita sebagai warga daerah khusus ibokota ini juga turut membah untuk menjaga lebih dari itu kita juga harus melestarikan lingkungan kota jakarta yang boleh dibilang sudah "rusak"

terima kasih

Anonim mengatakan...

kubantu sebar berita di Facebook, boleh ga Bhie?

Abi mengatakan...

Boleh-boleh
Kita kembangkan sayap, menaungi rakyat kecil seperti diriku....
Owh iya, namanya atuh... hehe
Salam hangat

Anonim mengatakan...

biasanya klo begitu,petugas yg melakukan kegiatan amdal nya disuap supaya hasil dr amdal nya "bersih" semua. atau bisa jadi dia melakukan amdal ga ke semua aspek dan hanya mementingkan satu pihak saja.
gw sbg mahasiswi dr kesehatan lingkungan juga cukup prihatin atas kejadian yg menimpa lingkungan rmh lo.
sebenernya lo bisa aja nuntut. krn itu sudah sangat mrugikan lingkungan lo. amdal kan dilakukan supaya tdk ada pihak yg dirugikan akan suatu kegiatan pembangunan.

prjuangkan terus bi. jgn mau diinjek2 sm org2 brduit yg ga ada otaknya.

Abi mengatakan...

Ya Memang!!!
Nampaknya mereka ingin me-monopoli, agar kami dapat tersingkir secara perlahan ataupun kejenuhan kami atas musibah ini.

Terima kasih kepada Mahasiswi Kesehatan Lingkungan yang mau bersua, untuk kami!
Semoga langkah Anda dapat diikuti oleh teman-teman seperjuangan Anda..
Terima Kasih
Salam Hangat

Anonim mengatakan...

abi, kamu hebat. sebagai teman, sahabat prihatin sm keadaan lingkungan lo bay. bda tipis sm masalah lingkungan gw sekarang bay. saat ini lingkungan rumah gw mau dibangun sekolah alam, banyak rumah yg digusurin meski dapet ganti rugi (jual tanah juga rumah), rumah gw juga lg dlam proses nego itu. parahnya sekarang udah ngga ada lagi tetangga yg gw punya karena rumah mereka kena gusur semua. ga kebayang deh, belim lagi tetangga gw yg kena banjir (baru2 ini) karena area lahan rumahnya kena urug bangunan itu. sediiih bgt

Abi mengatakan...

Nama>?
Itu masih mendingan sudah ada itikad baik untuk bernegosiasi...
Ini di wilayah kami, ibarat di monopoli...
Mereka janji akan menggusur sejak 2008, tapi tidak pernah ada realisasinya...
di wilayah yang datarannya lebih tinggi, sudah di gusur..
Kami yang lebih rendah??? dibiarkan begitu saja, di gantung!
Inilah politik mereka.. mereka sengaja menggatung kami, biar kami bosan, dan jengah dengan banjir...
sehingga kami dengan meninggalkan wilayah itu dengan sendiriinya! ATAU kami melepas harga dengan HARGA MURAH...

sony mengatakan...

sabar ya bi , mudah2 gubernur kita tau klo masih banyak daerah yg banjir d daerah jakarta lain nya :)

Anggie mengatakan...

kalo begini ceritanya pemerintah ngga ada toleransi, cuma mau keuntungan besar aja. jahat bgt..
abby, kita dukung kamu lewat tulisan hebat ini. semangat...
amoy

Abi mengatakan...

Waduh, sabar juga ada batasnya Mas Sony....
Ini sudah berlarut-larut, jika aku dan teman-temanku bersabar,, tentunya mereka yang akan menang. politik mereka berhasil dengan mulus!

Abi mengatakan...

Terima kasih Amoy atas dukungannya...
Semoga di daerah Anda juga akan mendapatkan keadilan.
Semoga saja ini berhasil!

Abi mengatakan...

YA ALLAH, INI ARTIKEL SAYA COPAS DARI WEB-NYA!!!!


Terletak di area yang paling disukai expatriate, Kemang, menjanjikan banyaknya penyewa di masa depan.

Dirancang khusus untuk mengatasi kemacetan dengan dipenuhi oleh fasilitas sehari-hari, mal, rumah sakit, sekolah, pusat kebugaran dan olahraga yang semuanya dikelola secara profesional oleh Lippo Group. Anda tidak perlu meninggalkan lokasi untuk kebutuhan sehari-hari sehingga sangat menghemat waktu anda yang berharga, karena semuanya sudah tersedia lengkap dilokasi.

(...) Residences juga dirancang berdiri diatas air sehingga aman dari banjir, bahkan area basementpun dirancang pada ketinggian selevel dengan jalan P. Antasari, sehingga sangat aman dari banjir dan dirancang secara profesional oleh Royal Haskoning dari Belanda (Netherlands)


MEREKA AMAN DARI BANJIR>!??? KAMI??????????????

Anonim mengatakan...

Astaghfirullahaladziim....
Sungguh tragis dan ironis sekali memang. Ditengah kesibukan pemerintah dlm mengatur dana 'rekreasi' ke luar negeri, dana rumah dan segala jenis dana kesejahteraan pribadi mereka, masih banyak masyarakat yg menderita.
Masalah yg seharusnya sudah mulai ditangani sejak tahun-tahun yg lalu, namun masih nihil.
Ini benar2 menjadi koreksi nyata bwt pemerintah agar lebih mementingkan nasib rakyat dari pada kesejahteraan pribadi atau golongan.

Saya turut prihatin dlm masalah yg km hadapi, Bhie. Aku akan bantu share tulisan ini di tweetku. Dan semoga km dan masyarakat lain yg senasib dgnmu diberi kesabaran dan kekuatan utk bertahan dan melawan utk prubahan yg baik.
Semoga semua yg membaca artikelmu ni bisa tergerak hatinya utk ikut berapresiasi dlm memperbaiki nasib rakyat. Amiin.

Sukses abhi!!

Unknown mengatakan...

by, jadi anggota DPR, masuk Pemda, atau apapun yg memungkinkan dirimu mengubah keadaan ini.

Abi mengatakan...

Memang! kami pun merasakan ketidaknyamanan ini! dan kami bosan!!!
Terima kasih atas saran dan dukungannya...
Semoga warga cipete utara seluruhnya sadar akan hal ini dan bertindak!

Abi mengatakan...

@Novi

Terima Kasih Mba Novi Sudah berkenan mampir :)!
Namun, nampaknya terlalu lama, kalau saya harus menempuh jalur itu!
dan mungkin akan banyak warga yang bunuh diri karena kekesalan ini!
Karena itu, secepatnya kita harus mencegah ini semua!!!

STOP PEMBANGUNAN "KEMANG PILEK"!!!!

upay mengatakan...

terkadang W jg suka gerah bay tinggal di negara ini soalnya itu dia pemerintahnya yang kurang peduli atau malah ga peduli atau malah pura2 ga tw ma masyarakat yg menderita seperti kita ini bay?!

buat lu bay: yang sabar ya??

W DUKUNG lu

W tw bgt lu bay lu pernah sms W klo ga masuk kuliah bilang gini "izinin W ya cz rumah W kebanjiran" ga sekali itu lu sms malah sering apalagi klo musim ujan.

Unknown mengatakan...

Masalah banjir di Jakarta selalu dikaitkan dengan fenomena banjir kiriman dari Bogor. Maka dibangunlah Banjir Kanal Barat dan Timur yang berfungsi agar aliran dari sungai Ciliwung, Bogor melintas di luar Jakarta, tidak di tengah kota Jakarta. Disaat kenyataanya pembagunan kanal tidak berfungsi menampung lagi semua arus air/banjir kiriman tersebut, Pemerintah Provinsi (pemprov) DKI Jakarta tidak berusaha untuk mencari solusi menghentikan terjadinya banjir yang dikirim dari Bogor. Tetapi sudah cukup bangga dan puas dengan metode peringatan dini (early warning system), yang diakui telah berjalan efektif. Sehingga sebelum banjir tiba, warga sudah berkemas-kemas dan mengungsi ke tempat yang lebih aman. (Penanganan BANJIR 2010 Lebih Efektif dan Praktis, www.beritajakarta.com, 13/02/2010, 5:14pm) Hanya itu solusinya? Menyiapkan mental masyarakat hanya pasrah menerima rumah kebanjiran? Karena pemerintah pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan masalah banjir.

Itu fenomena banjir dengan alasan adanya kiriman dari Bogor. Lalu bagaimana dengan bencana/masalah banjir yang disebabkan oleh pembangunan gedung-gedung pencakar untuk tempat tinggal (apartemen dan kondominium) dan pembangunan perumahan mewah di daerah yang seharusnya/berfungsi sebagai resapan air, seperti pembangunan apartemen di lahan resapan air di daerah rumah Abi. Padahal waktu sekolah SD mata pelajaran IPS tentang diajarkan pembangunan (tempat tinggal) harus diselaraskan dengan lingkungan/alam. Tapi kenapa pemerintah dan para investor membangun (tempat tinggal) yang tidak pada tempat/lahan seharusnya, dan tidak selaras dengan lingkungan/alam? Pernah sekolah SD atau enggak, sih? Pasti pernah, kan? Makanya bisa jadi birokrat.

Disaat metode early morning system tidak berlaku dalam permasalahan banjir yang disebabkan oleh pembangunan (tempat tinggal) dilahan/daerah resapan air, solusi dan metode apa yang bisa pemprov DKI Jakarta berikan kepada masyarakat yang harus dengan terpaksa, dan tidak rela menerima bencana banjir akibat ulah pembangunan yang disetujui/diberikan izin mendirikan bangunan oleh pemprov DKI Jakarta tersebut?
Pom-pom bensin di beberapa titik yang dianggap oleh pemprov DKI Jakarta dibangun di lahan/tempat resapan air saja bisa dihancurkan dan dikembalikan fungsinya. Menunjukkan komitmen pemprov DKI Jakarta yang sekarang telah sadar lingkungan. Bararti bisa, dong, pemprov DKI Jakarta juga menghancurkan pembangunan (tempat tinggal yang pasti dan biasanya mewah) itu, agar mengembalikan fungsi lahan tersebut, sehingga enggak akan banjir lagi, deh, dLingkungan rumah Abi dan juga lingkungan rumah yang posisinya sama seperti lingkungan rumah Abi. Buktikan, dong, keseriusan pemprov DKI Jakarta dalam menanggulangi masalah banjir Jakarta, keseriusan pemprov DKI telah sadar dan peduli lingkungan. Dan juga pembuktiaan visi misi pemprov DKI Jakarta yang menyatakan, "JAKARTA YANG NYAMAN DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA.”

Anonim mengatakan...

yup pekerjaan rumah yang dari dulu tak pernah bisa diselesaikan, dan semakin banyak tumpukan pekerjaan rumah tersebut. terlebih di tengah pembangunan yang katanya "modern". toh nyatanya kapitalisme yang diunggulkan atas semua itu tanpa memikirkan dampak yang terjadi nantinya. ya Itulah Jakarta atau secuil gambaran tentang Indonesia.

go aby,, n go semuanya

semoga persuasi dari rintihan seorang anak negeri yang iba melihat negerinya berjalan dengan tertatih dapat menghasilkan sesuatu setidaknya dari diri kita sendiri,,,


kita semua butuh perubahan lebih baik bukan hanya "ancang", bukan hanya perencanaan yang tak kunjung datang


_henzai_

Abi mengatakan...

@Upay:
Terima Kasih Upay atas masukan dan dukungannya...
Ya, masih terekam jelas dibenakku.
Bahkan bukan aku saja yang "aktifitasnya terhambat"
Bahkan, anak-anak SD, SMP, SMA, dan para karyawan juga harus "meliburkan diri" karena ini semua. belum lagi, buku-buku sebagai asupan gizi otak kami, juga sering rusak atau hanyut terbawa air.
Gara-gara ini semua, aktivitas kami LUMPUH TOTAL!
Ya Allah...

tulisan ini juga di posting di
http://birokrasi.kompasiana.com/2010/09/14/rintihan-anak-bau-kencur/

Gadis Juli mengatakan...

Gw salut ma lo,,berani bersuara lantang.. dulu rumah sepupu gw juga tetanggaan ma apartemen sama perumahan elit di gading,, tapi yang jadi tumbal kalau banjir malah si 'pribumi'sendiri yang udah puluhan tahun diem disitu.. tapi mereka ngga berani bersuara, mereka nganggap itu udah jadi nasib n mau ga mau harus diterima.. gw miris banget ngeliatnya, sedih,, akhirnya sepupu gw itu malah pindah rumah tanpa melakukan perlawanan berarti.. padahal sempet stres sampe serius..
Dan gw ga mau itu juga terjadi ma temen gw,, untuk itu by,, maju terus yaa!!! jangan mau kalah untuk menyuarakan keadilan dan melawan kedzaliman yang telah mereka perbuat di atas penderitaan saudara2 kita.. gw pasti bantu sebisanya,,
Go Aby Go!!

Farabi Ferdiansyah mengatakan...

@ Mas Andy:
Terima kasih Mas Andy selaku sekjen PPWI, mantan Staf Ahli DPD RI, yang mau bergabung dengan kami.

Ya, saya tidak habis pikir, kenapa dengan mudah-nya proyek itu terlaksana?! Apakah semua orang yang pemerintahan BODOH SEMUA? sampai tidak berfikir akibatnya? atau mereka sudah di suap?

Alasan BANJIR KIRIMAN, sudah tidak rasional lagi kalau dijadikan landsan. mengapa kita menyalahkan kawasan di wilayah bogor dan sekitarnya. tanpa memperhatikan wilayah Jakarta sendiri?

Terima kasih atas Rasionalisasi SPBU yang digusur!
Ya, itu sangat masuk akal!
kenapa tidak bisa, bangunan mewah itu seharusnya rata dengan tanah!!!!
Semoga saja!

Sekali lagi terima kasih Mas Andy!
Saya semakin bersemangat dalam memperjuangkan wilayah saya!

Farabi Ferdiansyah mengatakan...

@Henzai:

Terima kasih Henzai (Mahasiswi UNJ)
yang juga mendukung kami!

Kembali pertanyaan muncul di benakku!
"APAKAH KEHIDUPAN LAYAK DAN SEJAHTERA HANYA MENJADI KOMODITAS KAUM BORJUIS?"
Dimana letak keadilan bagi kami! untuk mendapatkan "KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA?"

Tuhan, hatiku miris melihat ini semua!

Farabi Ferdiansyah mengatakan...

@GADIS JULI (MHS EKONOMI UIN JAKARTA)

Terima kasih juga telah bergabung!
Terima kasih telah menyediakan gambaran nyata tentang saudara Anda, SEMOGA saja bisa menjadi pelajaran bagi kami!
Ya, kenapa kami yang jelas-jelas orang pribumi, yang menetapi lingkungan itu berpuluh-puluh tahun dapat tersingkir dengan tidak hormat?????
Ini jelas-jelas monopoli mereka. mereka dengan sengaja membuat kami stress dan angkat kaki dengan sendirinya!!!!

Abi mengatakan...

Alhamdulillah...
sudah ada sedikit realisasi, walaupun setapak!
Sudah ada perkumpulan beberapa anak muda...
dan insya Allah ada pertemuan pada tanggal 20!
doakan kami berhasil kawan :)!

zein mengatakan...

terus semangat brader. kalo gw boleh saran coba lu publish juga di akun twitter lu. sebarin semangat pemberontakan ini ke temen2 aktivis supaya aspirasi ini tersalurkan dgan baik. gw turut prihatin dgn lngkungan sekitar rumah lu. kalo memang lewat tulisan kurang di tanggepin juga, jangan takut buat ngelakuin hal yg lebih ekstrim biee. terus berjuang dan berontak. lawan kaum borjuis dan bangkitkan semangat kaum marjinal di sekitar.

salam perjuangan :)

Citra Cerita Berita mengatakan...

Bi maaf! bukannya banjir 17 agustus 2010 itu dikarenakan jebolnya tanggul sungai pesanggrahan akibat hujan yang turun terus menerus ya? terus banjir kemarin ini bukannya gara2 tanggul sementara yang dibangun juga jebol ya?

Fotonya bisa lebih maksimal lagi tu bi dengan terjun ke tengah banjirnya!

Abi mengatakan...

@Zein:

Terima kasih Mas Zein yang sudah bergabung dan mendukung kami.
Ya, beberapa teman sudah ada yang mempublish ke twitter ataupun media sosial lainnya. mudah-mudahan, dengan cara ini dapat mengetuk hati pemerintah dan si empunya proyek!!!
Okeh, Insya Allah kami perlahan akan bergerak maju!

Abi mengatakan...

@Etalase Foto Berita

Terima kasih Bang Panca selaku jurnalis foto, yang ikut bergabung dengan kami...

Ini dia, sangat unik dan pelik bang!
kenapa? sebab, kali kami bukan kali pesangrahan, melainkan kali krukut, yang melintasi wilayah P. Antasari, Mampang dll.

jadi menurut hemat saya, jebolnya tanggul itu, tidak berpengaruh ke aliran kali kami.
sebab saat situ gintung jebol pun, wilayah kami tidak terkena banjir....
Jadi sangat jelas, siapa dalang penyebab banjir besar di wilayah kami.
Ya, saya memang kurang maksimal mengambil foto itu, sebab saya berada di atas, suasana saat itu sedang gerimis, dan saya sudah mandi (setelah berjibaku menyebur ke dinginnya bajir menyelamatkan barang-barang dan membantu para tetangga)
terima kasih atas sarannya Bang
Salam hangat

Citra Cerita Berita mengatakan...

O...gitu ya! salah satu faktor bisa jadi karena pendangkalan sungai tersebut bi. Sehingga saat debit air sangat tinggi, jadi lah luber.

Selain itu, warga bantaran kali juga ikut andil dalam penyebab banjir. Liat aja mereka dengan "ramahnya" membuang sampah ke kali.

Banyak sebab sih bi!

Abi mengatakan...

@ Etalase Foto

Ya, Bang memang faktor itu sudah menjadi lumrah.
Dalam kasus in adalah, banjir yang sudah tidak seperti biasanya lagi, sebab adanya pembangunan itu! adanya tembok pembatas kali, dll.
Kalau Bang Panca masih penasaran, boleh Bang Panca survei sama temen-temen MI atau pewarta yang lain.
Coz klo buat berita "hot issue" bang! Monggo, nanti saya jadi guide-nya...
salam hangat

Farabi Ferdiansyah mengatakan...

Oke, ada sedikit perkembangan..
Dengar-dengar, salah satu solusi yang dicanangkan pemerintah adalah pelebaran kali. mudah-mudah terealisasi...
Untuk semua pihak yang telah membantu memberi dukungan dan bantuan,, terima kasih banyak...
Namun apabila ada pihak yang merasa risih, tergangu,, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya....
Mari kita ciptakan KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA!

silvy mengatakan...

salut untuk keberanian aby !!
ternyata di balik kemegahan gedung pencakar langit, banyak kaum yang tertindas karna kelalaian kaum borjuis.
ironis ?? sangat !!

Farabi Ferdiansyah mengatakan...

@Silvy:
Terima kasih silvy...
Tapi, ini bukan ajang unjuk gigi..
melainkan suatu keresahan yang sudah membuncah di dalam hatiku....
Dan aku ingin bergerak untuk aku dan lingkunganku....
terima kasih atas dukungannya...
Salam hangat

Annisaa mengatakan...

Aby,,DAHSYAT!!
Suaramu banyak menggetarkan hati kaum muda mudi seperti kami!
Wahai kaum atasan!kami semua berseru untuk cita yang satu,,dapatkah kau kembalikan kampung halaman kami sebagaimana layakny??!!
Janganlah kau hanya jadikan kami sebagai ampas kotoran dari hasil bangunan ruang kota yang tertata indah,,mewah nan megah.
Kami pun punya keinginan yang sama,,HIDUP SEJAHTERA DI KAMPUNG HALAMAN TERCINTA!

Anonim mengatakan...

sori bi paling telat ni..
memang banjir di jakarta terasa menjadi lumrah (hal itu disebabkan karena terjadi bertubi2, dan kemudian akumulasi kejadian tsb dianggap wajar oleh masyarakat). dalam hal ini kita masih punya pemerintahan (pem.prof-) yang seharusnya bertanggung jawab ataskejadian ini.dari trulisanmu di atas, jelas banjir terjadi karena beberapa faktor yang diakibatkan ulah manusia (yang rakus mestinya). sudah waktunya kau mulai mengorganisir warga sekitar. kami di ls-adi biasanya begini:
1. coba lakukan asasmen (pendataan) secara menyeluruh tentang kondisi lingkunganmu.sejarah dari tahun-ke tahun daerahmu umpamanya. dari situ kita akan dapat kronologi ,asal-usul dibangunya gedung2 tinggi itu.
2. cari data amdal ato izin mendirikan bangunannya. belajar dari kasus2 di jakarta, biasanya pem.prof lebih mementingkan pemodal daripada rakyatnya.
3. kumpulkan data tentang reaksi masyarakat sekitarmu, dan mulai melakukan pemetaan, kira2 siapa saja yang menjadi kawan dalam usahamu ini. karna dalam berjuang kau tak bisa sendiri.

langkah selanjutnya kita bisa share di kampus. nanti bisa ku kenalkan dengan kawanku yg lebih ahli dalam masalah lingkungan. semangat!!!

Farabi Ferdiansyah mengatakan...

@Anisaaa: Setuju!!!!
Mari kita ciptakan KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Farabi Ferdiansyah mengatakan...

LS-ADI

Terima kasih mas/mba atas masukannya... alhamd sekarang lagi udah ada progres, akan ada pelebaran kali...
tapi masalahnya kami tidak tahu itu kapan akan terlaksana, takutnya keburu banyak masyarakat kami yang gantung diri karena tidak tahan dan stress akibat ulah mereka...

Anonim mengatakan...

apa yang bisa saya bantu.??
dana., kuasa., atau tenaga.???