Blog Kita dalam Massa

Farabi Ferdiansyah
Pegiat ilmu komunikasi praktis. Tertarik dengan dunia kreatif, sastra, jurnalistik, fotografi dan broadcasting!

Rabu, 09 Mei 2012

Tentang Tuhan Yang Maha Penyemburu

*Sebuah refleksi sastra profetik


Terkadang aku terlalu egois dengan Tuhan. Aku ingin memiliki Tuhan seorang diri, bercengkrama dan intim bersamaNya. Entah mengapa, aku ingin memilikinya seorang diri. Aku takut ada orang lain yang mengambil Tuhanku, dan mendapatkan dekapan hangat cintaNya.

Kuakui dialah Sang Pemilik Alam. Dia untuk seluruh makluk hidup, karena cintaNya mampu menghidupkan seisi bumi ini. Akh, terlalu naif dan egois sekali atas diriku jika selalu ingin intim denganNya. Padahal dengan saling berbagi dan berjalan bersama untuk meraih lamaran cintaNya itu merupakan hal yang sangat indah.

Ya, akupun frustasi dengan keegoisanku ini, frustasi untuk menjaga kemurnian cintaku kepadaNya. Sebagai makluk yang durjana ini, acapkali menyepelekan panggilan sayang dariNya. Selalu mengendap menjauh dan mendekati sesuatu yang membuatnya murka. Hufh, bar-barnya aku.

Betapa IndahNya Dia. Bukannya memutuskan cintaku dan menghujam diriku, membisikkan surga untuk menjauhi diriku dan meloby neraka untuk menempatkan diriku. Tapi Dia malah semakin memeluk erat diriku. Disaat aku berusaha menjauh, Dialah yang berusaha meyakiniku untuk tetap disisiNya. Perlahan ku tahu, Dialah Sang Maha Penyemburu.

Rasulullah Saw, Bersabda: “Tiada siapapun yang lebih penyemburu dari Allah, karena itulah Dia (Swt) melarang perbuatan jahat, yang terang terangan atau yang tersembunyi dan tiada siapapun yang lebih suka dipuji, selain Allah, oleh sebab itulah dia (Swt) memuji Dzat-Nya sendiri)” (Shahih Bukhari)

Ya, Dia menciptakan Neraka dan Dosa, merupakan refleksi atas cemburunya Ia kepada mereka yang berusaha menjauh. Dia menciptakan Dosa dan Neraka agar para pencintaNya tidak melakukan itu, walaupun sifatya abstrakis. Tentu karena ia tidak mau menunjukkan betapa cemburunya Dia kepada mahkluknya. Tapi Dia pun juga memberikan tempat yang layak kepada mereka yang tulus mencintainya, yakni Surga. Ya, nampaknya 99 (sembilan puluh sembilan) aji pamungkas namanya tidak akan sanggup melukiskan keindahan diriNya.

Terkadang dosalah yang membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, Allah sengaja memberikan kita dosa/keterpurukan agar kita kembali dekat denganNya! Janganlah ktia malah semakin menjauh, tapi kembalilah kepada sambutan hangat pelukan CintaNya” #FF #Sufism

Tidak ada komentar: